Rabu, 19 Agustus 2009

Bangunkan rasa peduli

Kalau diminta guru menyanyikan lagu bebas di kelas, mengapa lagu dewasa yang terbersit di memori anak? Rata-rata orangtua menyalahkan kondisi ini pada pihak industri rekaman dan kapasitas guru di sekolah. Sampai kapan kita menunggu industri mulai menghebohkan lagu anak di pasaran seperti tahun 70-90an..dan sampai kapan kita menunggu maraknya guru potensial mengajarkan dan menyebarkan lagu anak edukatif di sekolah dan sekitarnya?

Lha wong kita yang punya anak...ya kita aja yang lebih peduli soal ini. Biarpun bukan anak kita, anak tetangga yang sering berteriak-teriak mengumandangkan lagu dewasa layak kita rangkul dan benahi cita rasa seni bernyanyi-nya. Kalau kita nggak mampu, ya...belikan kaset lagu anak...maksud saya...saat kita peduli, bangunkan rasa peduli itu, dan berbuat sesuatu agar anak-anak bangsa tidak terserang virus negatif dalam masa perkembangan jiwanya.


Apa kita nggak sedih, anak-anak sudah lantang menyanyikan lirik lagu dewasa "cari pacar...." dan sejenisnya... Dan ketika saya bertanya kepada mereka, tahu lagu ini nggak..."Ibu Guru Kami..pandai bernyanyi..." atau lagu "Burung Layang-layang"...anak-anak menggelengkan kepala. "Baiklah nak, besok kita belajar lagu itu ya.." Mereka terdiam, saya paham ada dalam benak mereka sebuah pertanyaan, "Lagunya asik nggak?" Itu persoalan lagi, bagaimana kita menyajikan, melantunkan lagu anak agar anak-anak apresiasi dan merasa memiliki lagu anak. Kita bahas di tempat lain.